Rabu, 25 Mei 2011

Gak bisa berdiri

Ternyata bikin jemuran teh gampang-gampang susah. Gampang, karena cuman bikin tiang dikasih palang dan ditancep ke tanah, kasih tali dan olala... Sebuah jemuran pun siap dihidangkan (lu kata makanan apa!). teknisnya mah, ternyata tidak seperti ituh.

Bayangkan coba. Peluh si sayah bercucuran waktu ngangkat kayu balok . Capek setengah mati waktu menggergaji tuh kayu. Malahan sempat pingsan tak sadarkan diri waktu membuat palangan kayu berbentuk menyerupai salib. Pasalnya jempol kesayangan tak sengaja terkena hantaman palu godam dan seketika daku menjerit. Saat itu juga langit berwarna merah, bumi retak dan terdengar suara angin ribut... (terlalu dramatis kali yak, sori atuh)

Tapi sayang seribu sayang, tiang jemuran sudah selesai ditancapkan ketanah, malahan dikasih adonan semen dan pasir (sebenarnya dikasih sedikit vanili dan telor satu butir), tiang tak juga tertancap kuat. Digoyang sedikit, langsung saja roboh. Atas hasil pemikiran saya yang berintelejensi tinggi, jenius, sehat dan rajin menabung ini, tiang jemuran tidak kuat berdiri karena dudukan tiang bukanlah tanah. Melainkan puing-puing batu dan jelas tak kuat menahan beban tiang yang berat.

Sang jenius pun duduk termenung di depan pagar sambil memikirkan langkah yang harus ditempuh agar tiang jemuran bisa berdiri kuat. Saat itulah Si Asep tukang es doger lewat di depan si ganteng ini.

"Kenapa kang? kok ngalamun wae?" sapanya sambil menepuk bahu sayah.

"Gak bisa diri sep, kumaha atuh," ujar saya menjawab dengan tatapan meratap yang anggun.

"Makanya kang, coba minum Irek, kalo enggak aladina kapsul. Kalo gak bisa diri juga coba ajah ke On Klinik!"

"Hah?"
SukaTidak Suka · · Bagikan · Hapus

Tidak ada komentar:

Posting Komentar