Jumat, 29 November 2013

Nasi Goreng

Nasi goreng bukanlah makanan terfavorit. Jarang sekali ada orang Indonesia yang menempatkan makanan ini sebagai makanan terenak dalam daftar makanan yang paling disukai di Indonesia.

Menu nasi goreng adalah makanan yang go international, let's face the truth! Nasi goreng bukan makanan traktiran awal gajian bagi karyawan. Tukang nasi goreng didatangi hanya ketika malam hari ketika semua warung makanan sudah tutup. Mungkin juga dibeli karena kalender sudah menunjukkan tanggal tua.

Memasak nasi goreng tidak sulit. Delapan dari sepuluh orang teman saya mengaku bisa membuat nasi goreng. Enam di antara mereka ternyata memasak hidangan itu dengan rasa yang lumayan enak. Nasi goreng bukan menu yang mengerikan bagi siapapun yang baru pertama kali memasak. Sayur asem bisa dibilang lebih menakutkan, terutama bagi pemasak pemula. Dari tingkatan memasak termudah, nasi goreng masuk dalam urutan sepuluh besar. Urutan tertinggi masakan termudah ternyata masih dipegang oleh air alias 'masak air' dan mi instan.

Opini di atas jangan anda jadikan patokan serta merta. Membuat nasi goreng yang benar-benar enak, tidaklah semudah masak air. Air matang tidak perlu bumbu. Tapi nasi goreng harus terasa asin, manis dan pedasnya. Dalam ilmu memasak, bumbu tidak boleh kurang dan lebih. Seperti halnya dalam ibadah agama. Contohnya dalam Islam, ibadah yang lebih atau kurang bisa berakibat bid'ah. Sedangkan bila masakan, kelebihan garam atau kurang bisa menjadikan makanan berakhir di tempat sampah.

Sebagian besar orang Indonesia, pernah mencicipi nasi goreng. Bagi yang pernah merasakan menjadi mahasiswa apalagi tinggal di kosan, nasi goreng adalah penyelamat perut anda di saat uang kiriman orang tua hampir minus. nasi goreng, bisa jadi teman setia bagi yang tengah membuat skripsi di tengah malam. Namun tidak pernah ada terpampang tulisan nasi goreng dalam lembar ucapan terima kasih dalam skripsi.

Bagi karyawan di akhir bulan, nasi goreng adalah bisa jadi menu sepekan menuju gajian. Sayangnya, setelah berduit, mereka melupakan sosok nasi goreng begitu saja. Bila rupiah sudah di tangan, mereka lebih memilih makanan yang notabene lebih mahal dari sekadar nasi goreng. Misalkan saja rendang daging, sate kambing, bahkan ada yang merindukan masakan barat seperti pizza atau lasagna. Sungguh terlaaaaluh!

Bisnis nasi goreng adalah usaha kuliner yang berbeda dari usaha sejenisnya. Bilamana martabak atau ayam bakar laris di awal bulan, tukang nasi goreng malah berjaya di tanggal tua. Alasannya, anda tahu sendiri bukan?

Melupakan nasi goreng begitu saja, out of menu? Sungguh kejam. Setidaknya dengan membaca tulisan ini, anda mulai berpikir untuk merasa bersalah. Kemudian sehabis gajian langsung mampir ke tukang nasi goreng. Jangan lupakan dia begitu saja. Berikan menu ini kredit yang pantas. Tapi jangan pula membelinya secara kredit. Itu memalukan!

Sebagai penutup, saya tahu, anda berpikir tulisan ini lebay!(OZI)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar